Tirta Gangga |
Taman Tirta Gangga merupakan satu komplek pertamanan yang amat indah. Keberadaannya memberikan satu refleksi mengenai satu pola budaya keraton dan budaya masyarakat yang menetapkan air (mata air) pada posisi dan arti yang amat penting bagi kehidupan.
Dalam komplek Taman Tirta Gangga terdapat tempat suci, mata air, bangunan pelindung mata air, menara air, aneka ragam bentuk kolam besar dan kecil, pancoran, pemeliharaan ikan hias, aneka tanaman dan bunga-bungaan. Secara keseluruhan komplek taman ini menyajikan satu daya tarik dan keindahan tersendiri yang terwujud sebagai suatu keharmonisan hubungan manusia, alam, budaya yang dijiwai oleh keagamaan.
Taman Tirta Gangga sebagai obyek wisata alam merupakan warisan taman dan arsitektur almarhum Raja Karangasem yang terakhir, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem (dahulu bernama I Gusti Bagus Djelantik) kepada kesepuluh putra lelaki beliau yang dijadikan milik bersama (druwe tengah) yang kemudian sejak tahun 1981 pengelolaannya diserahkan kepada Dr. Anak Agung Made Djelantik.
Lokasi
Taman Tirta Gangga terletak di pinggir jalan raya jurusan Amlapura. Obyek wisata Taman Tirta Gangga termasuk wilayah desa Ababi, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem. Lokasi obyek ini meliputi satu area taman seluas 1,8 ha terdiri dari tiga dataran yang menjurus dari barat ke timur di tengah-tengah hamparan sawah yang amat sangat luas. Obyek wisata Taman Tirta Gangga berada pada satu jaringan obyek yang berdekatan dengan Puri Karangasem, Taman Ujung Karangasem dan ± 17 km terletak taman wisata bahari Tulamben.
Fasilitas
Di sekitar obyek wisata Taman Tirta Gangga telah tersedia berbagai fasilitas bagi para pengunjung dan wisatawan seperti tempat parkir, penginapan, restoran, dan berbagai warung kecil. Di dalam komplek taman tersedia kolam renang untuk dewasa dan anak-anak
Dalam komplek Taman Tirta Gangga terdapat tempat suci, mata air, bangunan pelindung mata air, menara air, aneka ragam bentuk kolam besar dan kecil, pancoran, pemeliharaan ikan hias, aneka tanaman dan bunga-bungaan. Secara keseluruhan komplek taman ini menyajikan satu daya tarik dan keindahan tersendiri yang terwujud sebagai suatu keharmonisan hubungan manusia, alam, budaya yang dijiwai oleh keagamaan.
Taman Tirta Gangga sebagai obyek wisata alam merupakan warisan taman dan arsitektur almarhum Raja Karangasem yang terakhir, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem (dahulu bernama I Gusti Bagus Djelantik) kepada kesepuluh putra lelaki beliau yang dijadikan milik bersama (druwe tengah) yang kemudian sejak tahun 1981 pengelolaannya diserahkan kepada Dr. Anak Agung Made Djelantik.
Lokasi
Taman Tirta Gangga terletak di pinggir jalan raya jurusan Amlapura. Obyek wisata Taman Tirta Gangga termasuk wilayah desa Ababi, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem. Lokasi obyek ini meliputi satu area taman seluas 1,8 ha terdiri dari tiga dataran yang menjurus dari barat ke timur di tengah-tengah hamparan sawah yang amat sangat luas. Obyek wisata Taman Tirta Gangga berada pada satu jaringan obyek yang berdekatan dengan Puri Karangasem, Taman Ujung Karangasem dan ± 17 km terletak taman wisata bahari Tulamben.
Fasilitas
Di sekitar obyek wisata Taman Tirta Gangga telah tersedia berbagai fasilitas bagi para pengunjung dan wisatawan seperti tempat parkir, penginapan, restoran, dan berbagai warung kecil. Di dalam komplek taman tersedia kolam renang untuk dewasa dan anak-anak
Pemandangan yg indah |
Deskripsi:
Tirtagangga terletang pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat menemukan tempat peristirahatan raja.
Tirtagangga terletang pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat menemukan tempat peristirahatan raja.
Sebelum konstruksi Tirtagangga, terdapat sumber mata air besar di daerah ini; sehingga masyarakat setempat menyebut daerah ini "embukan" yang artinya mata air.
Mata air itu kemudian difungsikan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan air dan juga sebagai "pemurnian" dari para Dewa. Untuk tujuan ini, mata air ini dianggap suci dan sacral.
Aspek religius dalam mengkonstruksi Tirtaganga untuk rumah istirahat raja dan juga untuk fungsi umum layak untuk disaksikan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar